Minggu, 28 Maret 2021

AMBYAR

Oleh Wuri Damafiah

Ambyar, begitulah rasa hati Sojun saat mendengar penolakan Wina. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatiannya beberapa bulan ini, hanya menganggap sebagai kawan. Tak lebih!.
Kebetulan mereka bekerja di perusahaan obat, yang berada di Semarang. Ternyata jabatan direktur perusahaan, tak membuatnya menjalani hidup dengan mudah. Apalagi urusan hati dan percintaan. Kejadian dibeberapa waktu yang lalu itu cukup membekas membuat Sojun menjadi lelaki dingin. Hanya karena tak bisa move on dari lebam di hati akibat patah hati.
"Assalamualaikum, nak, apa kabar?” Ujar wanita yang melahirkan Sojun dari seberang.
“Kapan pulang? Ibu juga berharap kamu membawa pulang wanita calon pendamping mu,Le,” lanjut Ibu tanpa basa-basi.
Tiba-tiba kerongkongan Sojun terasa kering. Tak tahu harus menjawab apa wanita yang kini hidup sendiri semenjak bapak meninggal dan kedua adik Sojun mendahului menikah.
“Le!” seru Ibu kembali memastikan panggilan telah tersambung pada Sojun.
“Walaikumsalam, Bu. Kabar Kula, sae, Ibu juga sehat" tanya Sojun pada Ibunya.
"Alhamdulillah, sehat. Ndang to gek digawa mulih calon mantuku. Ibu sudah makin tua, nunggu apa?" tegas Ibu.
"Njih Bu," sahut Sojun mengiakan.
“Ngapunten, Saya baru mau mulai rapat. Nanti tak telepon lagi, ya, Bu,” lanjut Sojun.
“Owalah, yowis ... Nanti malam saja, kalau kamu sudah pulang kerja. Wis,Yo. Assalamualaikum,” kata ibu bergegas mematikan panggilannya.
Lagi-lagi ia berpura akan rapat padahal hari ini tidak masuk kerja. Pria tampan berambut ala opa korea, mata sipit dan berkacamata ini benar-benar sudah menambatkan hati pada Wina Setelah gagalnya pertunangan dengan Rani, Wina-lah wanita yang tepat bagi Sojun.
Handphone Sojun kembali berbunyi. Nomor kantor, terlihat memenuhi layar. Diletakkan kembali handphonenya, enggan untuk mengangkat. Hingga, telinganya terganggu oleh getar dan dering yang mengusik ketenangan hati Sojun.
"Selamat siang, Pak Sojun. Mohon maaf mengganggu waktu istirahat Bapak. Hari ini ada beberapa tamu yang tidak terjadwal pada agenda harian. Jika Bapak berkenan, untuk kembali ke kantor, akan kami sampaikan pada tamunya" kata Sintia, sekretaris Sojun berhati-hati.
"Ya, suruh tunggu Saya!" sahut Sojun.
Ia bergegas mengganti kaos oblong dan celana santainya dengan Hem lengan panjang . Celana pantalon senada dengan jas dipadukan dasi bermotif garis gradasi. Berkaca sebentar sebelum meraih jam tangan lalu menuju basement apartemen yang ditinggali untuk mengambil mobimobilnya.
Sebelum tiba di parkiran, mendadak pandangannya terusik. Sosok wanita cantik dengan langkah gemulai, berkulit putih mulus terlihat dari rok pendek yang dikenakannya berjalan di lorong apartemen. Sempat memandangi sepanjang lorong hingga berpapasan, membuat Sojun seolah terhipnotis untuk terus memandang ke arah wanita tadi. Tubuhnya membalik ke arah ia berjalan dan terhenti tepat di seberang kamar apartemen nya. Ya! Wanita dengan rambut panjang menambah kesempurnaan penampilan, berhidung mancung terpahat sempurna. Bibir terpoles lipstik berwarna nude membuat ia makin terlihat memesona, itu tinggal di seberang kamae Sojun.
Tak biasanya, rasa ingin tahu membuat Sojun bertingkah memalukan seperti ini. Senyum wanita cantik tadi menyadarkan Sojun. Mendadak, ia menjadi salah tingkah dan bergegas kembali melanjutkan perjalanan menuju mobilnya terparkir. Dipacunya mobil dengan penuh konsentrasi, menghalau bayangan wanita tadi yang tak henti berkelebat. Sojun hanya ingin segera menemui tamu dan kembali ke apartemen. Untuk mencari tahu siapa wanita yang tinggal di seberang apartemennya.
Nasib baik berpihak pada Sojun. Sekembalinya dari kantor, kembali Ia berpapasan dengan wanita tadi. Senyum mengembang saat sama-sama masuk ke dalam lift. Bingung harus membahas apa agar bisa berkenalan dengan wanita yang saat ini satu lift dengannya. Aroma parfum lembut membuat darahnya berdesir, ditambah penampilan yang sungguh menggoda. Berkali-kali Sojun menghela napas menyadarkan otaknya untuk tidak berpikiran kemanapun.
Tapi, tak disangka wanita cantik itu menyapanya.
“Sore, saya Fitri. Tadi sempat ketemu di atas ya!”
“Oh, ya. Saya Sonju,” jawabnya sambil meraih tangan wanita cantik tadi.
“Kita tinggal berseberangan,” lanjut Sonju.
“Oh, ya?” tanya Fitri terlihat semringah.
“Kalau begitu, main dong nanti ke kamarku!” lanjutnya membuat debat di dada Sonju makin menjadi.
“Eh, tapi nanti telepon dulu. Takutnya aku ada acara ke luar.”
“Bisa minta nomormu?” tanya Sojun.
“Boleh, sebentar.”
Fitri meraih handphone dalam hand bag merahnya. Saat akan membagikan nomor, tiba-tiba dering handphonenya menghentikan upaya Sojun mendapatkan nomor Fitri.
“Sebentar,” izin Fitri untuk mengangkat panggilan, tepat saat pintu lift terbuka.
Hingga tiba di depan kamar, Fitri terlihat asyik bertelepon. Membuat Sojun tak enak untuk memutus percakapan. Ia hanya melambaikan tangan sebelum menghilang masuk ke dalam kamar meninggalkan Sojun yang menelan ludahnya.
Sesampai di kamar, hati Sojun kembali berdebar. Sepertinya harapan ibu akan segera terkabul. Mendadak darah lelakinya kembali bergelora setelah sekian lama tak pernah ia rasakan.
Malam kian larut, berkali-kali Sojun mengetuk pintu kamar Fitri tak juga terespon. Hingga akhirnya Sojun memilih kembali ke kamar dan tidur. Berharap besok pagi kembali bertemu Fitri. Paginya, sebelum berangkat ke kantor ia mencoba menyapa Fitri. Hatinya berdebar saat mengetuk pintu. Berharap Fitri membuka pintu dengan senyum manisnya, tapi kembali tak ada respon.
Berlakulah Sojun dengan wajah kecewa menuju ke kantor. Kali ini sepertinya ia jatuh cinta pada Fitri. Beberapa hari berlalu tapi tak pernah ia bertemu Fitri. Sojun tetap berpikiran positif, Fitri seorang wanita karier pasti sibuk dengan agenda kerjanya. Teringat Sojun agenda lusa, pernikahan Farel, sahabatnya. Sejenak ia melupakan Fitri,
Berkemeja batik tulis, membuat penampilan Sojun makin gagah dan memesona. Dengan langkah penuh percaya diri, ia memasuki gedung tempat resepsi berlangsung. Matanya mengedar ke seluruh ruangan saat antre menjabat tangan mengucap selamat pada pengantin di panggung. Sesekali ia berdendang kecil mengikuti tembang yang dinyanyikan penyanyi cantik di sudut ruangan. Tak terlihat jelas wajahnya, namun siluet tak asing membuatnya berdesir. Seperti Fitri!.
Wanita cantik itu sedang menyanyikan lagu. Seolah menyadari kedatangan Sojun, dilambaikan tangan membuat hati Sojun berdesir. Darahnya kembali bergelora saat menatap pemandangan Fitri mengenakan kebaya biru, melilit keindahan tubuhnya berjalan mendekat memastikan kedatangan Sojun. Sebelum mendekati Fitri ia memberikan kode lambaian tangan agar tetap disana. Sojun berniat meminta nomor Fitri selepas menyalami Farel dan berfoto dengannya.
Menyadari perhatian sahabatnya tertuju pada Fitri, saat menyalaminya Farel berbisik pada Sonju, “Awas, jangan jatuh cinta. Penyanyi itu transgender”.
Mendadak perut Sonju terasa mual, keringat dingin mulai mengucur membuatnya sedikit limbung. Sembari memegang perut ia berlari memutus antrian turun dari panggung ke arah meja prasmanan untuk meninggalkan ruangan resepsi. Fitri yang kembali menyanyikan lagu kini terasa menyakitkan di liang telinganya. Bergegas meninggalkan gedung tempat resepsi Farel sembari memaki kebodohannya. Kali ini, hatinya kembali ambyar.

Jumat, 26 Maret 2021

Siapakah Dia

Siapakah Dia?


Dua puluh satu tahun bukan waktu yang sebentar. Kurang lebih 7665 hari tak bersua seseorang.Jika ia pernah kita kenal dalam ingatan mungkin perubahan-perubahan besar yang terjadi pada seseorang tetap akan kita ingat lekat-lekat. 

Aku dari sekian alumi SMP  pangling dengan seseorang teman angkatan. Dalam satu WAG kami saling sapa, ia mengirimkan foto terbarunya tentu saja setelah 21 tahun silam kami tak bersua. Berbadan besar, bekas seni tato di tangannya ah aku terpesona melihat wajah barunya yang beda. Fixs aku lupa satu teman angkatanku ini, biasanya aku lupa dengan nama saja tapi sekarang yakin aku lupa wajah dan namanya. Diapun juga tidak mengenalku, tos lah kita tak  saling kenal. Ternyata tidak hanya aku saja yang pangling dengan perubahannya. Sebut namanya Doni. Doni menjadi hits di WAG kali ini.Memang ia tidak satu kelas denganku.Mengingat-ingatnya benar aku lupa sampai akhirnya aku minta foto SMP nya, ia juga tak punya. 

Doni kamu siapa ?

Hingga akhirnya teman kelas D bernama Prabowo masih menyimpan buku alumni dan mengirimkan sosok Doni ini. Alhamdulillah masih ada memori melewati pikiran ini, ia dulu kecil rambut belah tengah, baju gede  dan tergolong siswa pendiam. Melihat perubahannya sekarang ,aku mengira ada sesuatu dalam perjalanan hidupnya yang tidak mudah, tetapi aku yakin saat ini ia telah menemukan titik balik dalam kehidupan yang indah bersama keluarga kecilnya. Doni lelaki kecil yang kini sudah besar dan memiliki cerita besar dan harapan besar. Doni salam kenal .

Selasa, 23 Maret 2021

Konsultasi ASPD

Konsultasi adalah pertukaran pikiran untuk memberikan kesimpualan atau nasihat dalam hal ini adalah jika ada kendala atau ada hal yang perlu dikomunikasikan agar menjadi lebih paham. Karena ini nenyangkut soal pelajaran makan yang dikonsultasikan adalah pelajaran atau masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran.

ASPD singkatan dari Asesment Standarisasi Penilaian Daerah merupakan salah satu kegiatan penggaanti UN.
Meski sebagai penggaanti saya merasa tetap sama karena kegiatannya juga menggunakan standar seperti UN .

Untuk anak-anak kelas 6 dikarenakan akan mengikuti kegiatan tersebut maka setiap harinya diberi batasan maksimal 2 jam untuk berkonsultasi denganbapak/ibu guru .Untuk kelas lain di sekolah kami masih daring .Hari ini adalah kegiatan perdana yang dilakukan bersama Bapak Kepala Sekolah karena saya sedang melaksankan tugas diklat.Saya berharap kegiatan ini mampu memberikab stimulasi bagi anak-anak agar mampu mempersiapkan diri untuk mengikuti ASPD bulan depan. 

Lomba Mewarnai

Kegiatan sekolah daring masih berjalan, seperti halnya dengan kegiatan anak saya. Sekolah menggunakan blended learning. Hari ini adalah jadwal mengembalikan dan mengambil tugas untuk belajar dirumah. Mecca nama anak saya, ia lucu sekali usia menginjakkan angka 5 di tanggal 22 Maret. 

Hari ini ia mengembalikan tugas lomba mewarnai. Warna-warni yang ia coretkan lumayan bagus, saya mengapresiasinya. Dilihat dari kemampuanya dan rasa inginnya ia sepertinya lebih tertarik dengan aktifitas fisik. Sepatu roda, berlari, menari seperti itu hobi anak saya.Ada satu yang saya tidak suka, sering ngambeg dan diam saat apa yang ia harapkan tidak dikabulkan.
Lembar tugas sudah diserahkan semoga mendapat hasil yang memuaskan.

Kesepakatan

Edisi 18 Maret 2021

Tugas yang menumpuk tidak akan selesai jika hanya di amati. Ia pasti akan semakin menjadi tumpukan. Seperti menulis ini ketika tidak langsung sesuai jadwal makan selesailah petualangan itu.Lepaslah game itu untuk diri saya sendiri.

Seperti hari kemarin, tugas anak saya masih sisa 3 yang belum dikerjakan. Saya gemas sekali, saat diminta mengerjakan alasan mengantuk dan nanti, sedih juga. Tapi kalau pekerjaan melalui online rajin sekali ia, ya karena selepas mengerjakan daring ia akan bermain game.

Dari kejadian itu maka kami sepakati beberapa hal yang harus didahulukan sebelum boleh memengang gawai. Salah satu kesepakatan itu adalah mampu menyelasaikan tugas luringnya dahulu. Apabila hal itu tidak diselesaikan maka tidak ada toleransi untuk memegang gawai ! 

Selasa, 16 Maret 2021

Nadya Alarm Bu Guru

Membuat tugas untuk anak-anak bukan suatu perkara mudah bagi saya . Bukan karena tidak ada materi tetapi bagaimana cara membuat anak agar tidak bosan dan tetap bersemangat dalam belajar.  Hingga kadang sibuk memikirkan sampai lupa tidak mengirimkan dasar saya suka lupa. Tapi lupa adalah anugerah ucap salah satu instrukstur dalam kegiatan diklat yang saya ikuti. 

Kelupaan saya sering sekali di ingatkan oleh Nadiya.Ia selalu mengirimkan pesan pribadi kepada saya jika pukul 7 lebih saya tidak mengirimkan tugas. Kalimat yang su ia kirimkan adalah "maaf ada tugas tidak bu?".Ah malu sekali kalau sudah ada pesan seperti itu, dan Nadiya menjadi alarm bagiku.

Seperti hari ini, pagi yang riweh dan bersemangat ini,  saya harus mengikuti diklat di BKPPD yang jarak rumah ketempat diklat hampir 17 km. Setelah selesai dengan kegiatan rumah tangga saya bergegas menuju kesana. Alhamdulillah tidak terlamat dan saya mengeluarkan gawai untuk presensi kedinasan.Jam menunjuk angka 07.45 WIB. Setelah mobsi atau mobile presensi lagi-lagi saya membaca pesan Nadiya ." Bu ada tugas tidak ?" Terimakasih. Ahaiii Nadiya si alarm Ibu Guru.
Edisi 16 Maret 2021

# Ceritakelaskuhariini
#ceritamuridkuhariini
#ceritaanakkuhariini


Cahya dengan Gambarnya

Edisi 14 Maret 2021

Tugas yang akan saya berikan hari ini adalah salah satu kesenangan semua siswa.Apakah gerangan? Tugas itu adalah menggambar. Semua cepat kilat mengirimkan hasil ganbarannya. Semua bagus dengan kratifitas masing-masing yang tentu unik.

Satu yang saya anggap menarik dalah milik Cahya. Mengapa demikian? Karena satu dari sekian yang tidak diberi warna dan menulis judul kurang tepat. Ganbar Cahya juga bagus dan estetik.  Berikut adalah penampakan dari karya Cahya. Bagaimana menurut bapak/ibu semua.

Tiara dengan Perubahan Wujud Benda

Tanggal 12 Maret sudah terlampaui tetapi ceritanya msih mampu saya tulis disini. Waktu itu ada kegiatan praktik siswa dengan tema perubahan wujud benda. Saya membebaskan murid-murid untuk membuat sebuah praktik perubahan wujud benda dengan mengirimkan sebuah  video .Salah satu video yang kreatif dan kontennya sesuai adalah milik Tiara.

Tiara membuat sebuah praktik perubahan benda dari wujud padat menjadi cair. Perubahan tersebut akibat lilin yang dibakar maka panas api tersebut akan membuat perubahan fisika pada lilin yaitu meleleh. 

Tiara mengemas praktik singkat terbut dengan audio yang baik, visual yang jelas dan memberikan narasi dengan tulisan pada video yang dikirimkan.Nilai plus dari sebuah karya yang dikirimkan.Selamat Tiara atas prestasimu hari ini mampu memahami petunjuk dari saya dan mampu praktik dengan baik serta membuat video yang menarik.

Edisi 12 Maret 2021
#ceritakelaskuhariini
#ceritamuridkuhariini
#ceritaanakkuhariini 

Pidato Syahda

Tanggal 10 Maret 2021 saya memberikan tugas kepada anak didik saya untuk mengirimkan video praktik pidato.
Semua anak menjawab dengan kata siap dan ya. Waktu batas kirim tugas adalah pukul 18.00 WIB. Tentu saja tema saya tentukan yaitu tentang Virus Corona. 

Dalam 1 jam anak-anak sudah banyak yang mengirimkan. Setiap video yang terkirim akan saya berikan umpan balik dan berikan saran kritiknya tebtu saja tidak lupa saya berikan apreisasi. Hingga pukul 18.00 masih saja ada yang belum mengumpulkan tetapi tidak mengapa karena anak tersebut akan mengirimkan kan malam hari , karena menunggu orang tuanya mendampinginya saat berpidato.

Salah satu dari 20 siswa yang telah mengirimkankan video, Syahda mampu membuat saya terpana. Hampir satu tahun tidak berjumpa dan belajar melalui maya anak tersebut mampu membuat pidato sendiri dan percaya diri. Isi dari pidato juga teramat memikat, ia mampu memilih diksi dan isi sesuai kemampuan dia. Meski adakalanya ia membaca tetapi ia mampu mengkhatamkan pidato dengan durasi yang sesuai. 
 Satu bait isi dari pidato Syahda adalah , perjumpaan yang menjadi langka akibat corona semoga tak membuat retaknya tali persahabatan kita. Nah benar sekali isi pidato  yang syarat makna bahwa meski tanpa ada pertemuan agar kita tetap menjaga tali silaturahmi dan persahabatan. Terimakasih Syahda .

Edisi 10 Maret 202
#ceritakelaskuhariini
#ceritamuridkuharini#ceritaanakkuhariini

Selasa, 09 Maret 2021

Zoom dan Emak

Belajar masa pandemi bagi anak - anak adalah sesuatu yang amazing. Apalagi yang ada di pelosok negeri. Kekuatan hati emak dan anak, kekuatan budget serta kekuatan sinyal menjadi suatu hal yang tak bisa dipisahkan layaknya siang dan malam. 
Kekuatan hati adalah ketika harus membagi waktu, perasaan dan kemauan untuk mampu mendampingi dan mau belajar dengan tenang baik anak maupun emak. Seperti hari ini kekuatan hati emak dipertaruhkan dan di uji. 
Saat emak ada jadwal vaksinasi dan emak memiliki tingkat ketakutan yang tinggi. Emak lupa saat ada jadwal zoom anak dan tidak membagikan link untuk anak.
Ah merasa bersalah juga, emak cuma memikirkan hati dan perasaan sendiri untuk mampu menerima vaksinansi hingga lupa bagi link anak sendiri.
Eh bukannya lupa sih tapi emak gak buka siaran di WAG anak kalau ada jadwal zoom.
 Lepas dari suntikan yang bikin keder ini emak baru inget buka WAG anak. Eh ternyata ada jadwal zoom. Nah buru-buru emak kasih link ke anak melalui wapri. Alhamdulillah sih ya banyak emak yang belum join juga. 
Sampai rumah emak pasang tampang garang dan bertanya pada anak " hayo tadi ikutan zoom tidak? " Anakpun menjawab ikutan dong. Ah lega hati mamak ini, zoom oh zoom dan emak yang penuh halusinasi .Sekian cerita hari ini mengganti tugas di hari 2 challenge Maret.

#ceritakelaskuhariini,
#ceritamuridkuhariini,
#ceritaanakkuhariini,
#challange Maret

PR Pak Jimy

Saat mengikuti webibar perdana dari AISEI dapat PR dari Pak Jimmy, ternyata belum saya kerjakan .Ah memang terlalu rajin saya. Saya akan mencoba menjawab.Kita cek yuk PR nya.

1. "Seiring meningkatnya ketergantungan manusia akan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan, kemampuan manusia berpikir untuk diri mereka sendiri semakin menurun" Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
 Jawaban saya adalah relatif, mengapa saya menjawab relatif .Alasan saya memberikan jawaban relatif adalah karena melihat dari sudut pandang yabg berbeda.Yang pertama adalah sebagai pembuat tehnologi sendiri maka kemampuan berpikir akan semakin meningkat, ia akan mencoba dan menemukan hal baru lagi untuk perbaikan teknologi yang sudah ada, ia akan selalu melakukan riset bagi teknologi yang notabene telah membantu dalam kehidupan. Maka kemampuan berpikir untuk mereka sendiri akan selalu terasah demi kehidupan yang semakin baik.Ide manusia memang tak bisa tergantikan oleh teknologi karena teknologi merupakan hasil dari ide manusia itu sendiri.

Sedangkan untuk sudut pandang kedua adalah bagi para penikmat hasil teknologi .Mereka hanya akan menggantungkan semua dengan alat yang sudah tersedia. Mereka akan berpikir yang penting ada uang untuk bisa membeli teknologi untuk membantu kehidupan mereka sendiri tanpa harus memikirkan bagiamana teknologi itu berkembang.Namun tidak dipungkiri mereka tetap akan berusaha meningkatkan daya pikir mereka untuk menggunakan alat tersebut .Karena tanpa memiliki pengalaman dan tahu cara menggunakan alat mereka juga tidak bisa menikmati teknologi meskipun dana tersedia. 



2. "Sebuah bangsa harus mewajibkan semua muridnya untuk mempelajari kurikulum nasional yang sama sampai mereka masuk universitas" Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
Mempelajari kurikulum nasional  sampai masuk universitas sepertinya saya kurang setuju.Hal ini kurikulum baiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Kemampuan setiap daerah pastinjuga tidak akan sama tetapi memiliki standar sama adalah sewajarnya .

Jawaban PR yang sudah telat boleh diralat jika salah ya Pak Jimmy. Hasil pemikiran setelah divaksinasi semoga tidak banyak koreksi .Salam literasi.

Senin, 08 Maret 2021

Membingkai Cerita

Pagi ini berbeda dengan biasanya. Sepertinya semangat pagi ini lebih berenergi daripada energi secangkir kopi. Gegas aku buang malasku, sinar suryapun menyapa hangat tubuhku. Menduranya bersinar terang, seperti ingin mengatakan pada bumi ,hai aku siap memberi kehidupan untukmu. 

Pagi ini aku akan berjumpa dengan generasi emas Indonesia, mereka anak kelas 6 yang hampir lulus meskipun tidak  genap 4 bulan ia berada si bangku sekolah secara nyata akibat corona yang merajalela. Kami mempunyai misi pagi ini, membingkai cerita di album sekolah. Mempersiapkan pas foto untuk secarik kertas yang bernama ijazah.

Gempita pagi ini luar biasa, anak- anak riang gembira tapi awas jaga jarak ya ! Menunggu photographer datang dengan tenang dan akan mewujudkan sebuah cerita dibingkai album kenangan. Selanjutnya sesi pemotretan tiba dan saya ingat-ingat anakku berjumlah 20 . Nah salah satu guru PAI ditempat kami menguji nama anak didikku yang memang aku baru mengampunya. " Ini siapa ? Tiara jawabku" Itu siapa? Syahda kataku,masih ingatkan aku dengan bangganya aku mengatakan itu. Kemudian ini siapa ? " Miranti jawabku dan ternyata salah diriku.Oh Tuhan ,malunya aku.Maaf ya bukan lupa tapi kalian kan mirip, iya kan Nadya? Lagi-lagi bu guru butuh aqua .
ceritakelaskuhariini

#ceritamuridkuhariini

#ceritaanakkuhariini

#Mar2AISEIWritingChallenge

Sabtu, 06 Maret 2021

Lupa Hari

Pagi ini cerah sekali, pagi begitu hangat dan membuat kami bersemangat menyambutnya. Si bugsu sudah minta digorengkan telur, nomer dua sudah membuka jendela dan di sulung sudah siap-siap meminta tugas.

Sebelum drama pagi dimulai, anak-anak berebut dan biasanya ada yang menangis kuminta mereka mandi, setelah kupersiapkan air hangat bagi mereka. Saat mereka mandi saya membuatkan masakan permintaan mereka. Benar saja selepas mereka berganti pakaian mereka sarapan.

Usai sarapan, anak sulung yang kelas 3 meminta pekerjaan kelas onlinenya. Aku minta anak bersiap dan membawa gawai untuk aku kirimkan link dari sekolahannya. Tetapi ternyata tidak ada tugas, karena sekarang memang hari libur ah saya lupa hari nak.Aku kira hari Jumat ternyata hari Sabtu ,karena memang tempat kami 5 hari kerja. Dan lagi-lagi salah hari.

#Maret Challenge#ceritakelaskuhariini#ceritamuriskuhariini#ceritanakkuhariini#

Jumat, 05 Maret 2021

Dilema Vaksin

Jadwal vaksinasi untuk guru di kecamatan kami sudah di mulai. Gempita penyambutan adanya vaksin menjadi perbincangan hangat. Vaksin yang diharapkan mampu mencegah terjangkitnya virus corona ini banyak disambut baik oleh masyarakat luas dan tentu saja ada pro dan kantra di lapangan.

Gejolak hati bagi para penerima vaksin adalah ketika ia harus berdamao dengan hati, berdamai dengan tubuh dan pikiran mereka bahwa vaksin ini dibutuhkan bukan berbahaya. Terus terang saya bagian dari orang yang merasa takut, bukan takut isi vaksin tersebut tetapi pada saat proses penyuntikan vaksin. Hingga saya berfikir bisakah vaksin ini saya teguk? Konyol tapi ini adalah angan saya dan satu lagi kekonyolan ini apakah vaksin bisa buat untuk gosok saja .

Ketakutan yang menjadi, mampu membuat saya berada dalam dilema. Saat jarum suntik sudah di isi vaksin, tubuh saya gigil. Jarum sudah di depan mata , perawat sudah memberi komando agar saya rileks, tidak boleh menatap. Teman- teman seperti mengejek dan mengabadikan momen ketakutan saya  tapi kemudian saya berlari dikerjar teman- teman .Gubrakk...semua hitam gelap dan saya terjatuh. Aduh! ternyata saya jatuh dari tempat tidur saya dan tadi hanya mimpi. Fiks saya takut disuntik.

Kamis, 04 Maret 2021

Rina Jujur Apa Adanya

Pagi ini kegiatan pembelajaran saya mulai pukul tujuh, materi yang akan saya sampaikan adalah latihan soal. 
Pembelajaran jarak jauh membuat kami tidak saling jumpa, saya juga tidak menginginkan kondisi seperti ini sama seperti kita semua.

Sapaan pagi melalui pesan suara saya kirimkan, menyapa mereka dengan meminta maaf dan memberikan semangat.'Asaalamualikum wr wb , anak-anak Ibu harap ananda dalam keadaan sehat dan tetap semangat belajar". Maaf ya kita sekarang masih belum bisa berjumpa dan hari ini ibu akan berikan latihan soal, ananda mengerjakan sengan seksama, terimakasih"."Jangan lupa berdoa dan jaga kesehatan".Wassalamuakikum wrw wb.Kemudian saya tambahkan pesan tertulis agar anak-nak mengirimkan semangatnya melalui pesan suara.  

Semua berkirim pesan dengan merdunya.Salah satu siswa saya Rina mengirimkan kan pesan dengan lucunya. Rina berkata " Semangat Bu, tapi saya lebih semangat kalau belajar bersama bu guru, bu guru apa kabar masih galak tidak ?" Ah Rina kamu terlalu apa adanya. 
# Maret Challenge#ceritakelaskuhariini#ceritamuriskuhariini#ceritanakkuhariini#

Rabu, 03 Maret 2021

Entah

Seperti menyusuri sebuah labirin tanpa 
gelap, pengap, sendiri, dan sepi
aku tau ada cahaya yang memancar dari labirin yang kan ku lewati
dan aku yakin ada pintu keluar hingga aku bisa bernapas lega
tapi entah aku enggan segera kesana
aku menikmati segala rasa tak nyaman ini
nyeri, berdiam diri tak henti aku memaki diri
enggan aku pergi dari labirin penuh kontradiksi
ah entah mengapa masih saja kakiku tegak disini
menguasai diri menghilangkan emosi
labirin pengap terus aku telusuri
semakin jauh kian lusuh
terhenti dalam labirin penuh debu
sesakkan dadaku
hempaskan segala risauku
lalu angin sepoi menyapu wajahku
tapi aku masih enggan menuju asalmu
entahlah aku pasrah
nanti, esok atau lusa pasti aku akan sampai disana
di sinar cahaya, di sepoi angin surga
Entah 

Selasa, 02 Maret 2021

Mencuri Hati

Saat sampai di rumah Rima, aku melihat Tobi berlari kencang tanpa menggunakan baju. Ia juga hampir menabrak aku dan saat aku sebut namanyapun tidak menggubrisku. Dari dalam rumahpun Rima juga tergopoh-gopoh mengejarnya.Aku belum paham dengan kejadian ini.

Sesampai di dalam rumah aku melihat Lita anak Rima menangis sejadi-jadinya. Dia bergulung-gulung dilantai tanpa menghiraukan kedatanganku. Kemudian aku angkat anak kecil itu dan mencoba untuk menenangkannya. Sambil aku bawa keluar dan memberikan iming-iming es krim yang memang aku bawakan untuknya. Alhamdulillah tangisnya reda.

Rima masuk dalam rumah sambil menggerutu. Ia juga membawa Tobi yang hanya cengar-cengir dan mengeong. Dijelaskan Rima ternyata Lita menangis karena makan siang Lita yang disajikan di meja makan dengan lauk kesukaan Lita hati ayam dibawa lari oleh Tobi, kucing peliharaan Lita. Ah Tobi sudah mencuri hati .


Senin, 01 Maret 2021

Kinanti dan Sore yang Mencekam

Merinding tengkukku, mendengar suara sapa orang tua menyebut namaku "Kinanti" ia memanggilku. Di dalam rumah Joglo besar ini aku sendiri, saat mati lampu ditambah gerimis sore ini yang semakin  deras.Bulu kudukku merinding, sekujur tubuh ini mulai dingin.

Angin sepoi tiba-tiba seperti menyapaku, derit pintu belakang juga berbunyi. Aku semakin takut, mencekam suasana habis magrib. Bau rebusan ketela  semakin menusuk hidungku. "Kinantiiiii" Kinanti.... makin terdengar jelas suara orang tua memanggilku.Ingin rasanya aku menjawab tapi sungguh aku takut.

Krompyang suara barang jatuh di ruang depan, entah apa yang membuatku berani melangkah mencari sumber bunyi itu. Aku terkejut melihat sesuatu di luar, nenek bersanggul, badan agak membungkuk dan membawa tongkat berada di depan pintu. Lampupun menyala ah ternyata Mbah Darmo yang mencari kucing kesayangannya dan ia membawakanku satu rantang ketela rebus dan meletakannya dilantai hingga suara krompyang terdengar nyata.

Jahatnya Permana

Permana menatap Jelita dengan tajam, seperti menguliti semua gerakan dan bahasa tubuh Jelita. Jelita merasa seperti tertawan dilihat Permana seperti itu. Batin Jelita menelisik apakah ada sesuatu yang salah pada sikapnya.Sembari mengingat- ingat hal apa yang sudah dilakukannya.

Permana mengagetkan lamunan Jelita. Ia berkata," Kamu sudah melakukan apa Jelita?" Perempuan cantik yang memang pantas dinamai Jelita ini kacau, kaget,  dan tergagap saat ia diberi pertanyaan suaminya. "Aku tidak melakukan apa-apa". Kita dari tadi bersama melalui perjalanan Solo-Yogyakarta. "Aku juga terus duduk disampingmu, ada apa denganku?" 

Permana kemudian menepikan mobil yang mereka kendarai. Permana sengaja berhenti di dekat kios penjual bunga. Kemudian ia menatap tajam Jelita dan mengatakan sesuatu pada isterinya tersebut. Wajah Jelita pias, melihat tatapan Permana tajam apalagi sampai berhenti. Permana mendekat pada wajah Jelita menatapnya tajam kemudian ia berkata " kamu sudah membuat kesalahan besar dalam hidupmu, kamu teramat cantik untukku sehingga aku tak bisa untuk tidak mengatakan aku mencintaimu Jelitaku". Dada Jelita berdebar hambur peluk ke pelukan Permana dan ia berkata " kamu Jahat Permana sambil mencubitnya mesra.Happy anniversary sayang sambil memberikan kado untuk Jelita.